KURIKULUM

SD Ekayana Ehipassiko School

Muatan Kurikulum

Kurikulum Sekolah Dasar Ekayana Ehipassiko School disusun sebagai acuan bagi seluruh komponen satuan pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Ekayana Ehipassiko dalam melaksanakan program kurikulum baik akademik maupun non akademik.

Kurikulum yang dipakai sebagai acuan yaitu Kurikulum 2013 dan Kurkulum Merdeka. Kurikulum Merdeka di implementasikan secara bertahap, dimulai untuk kelas I dan IV di tahun ajaran 2024-2025.

Kurikulum 2013 memiliki fokus utama pada pengembangan kompetensi peserta didik secara menyeluruh, baik dalam aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Beberapa poin utama yang menjadi fokus Kurikulum 2013 adalah:
1. Pendekatan Terpadu (Integratif)

Kurikulum 2013 mengedepankan pendekatan pembelajaran yang lebih integratif, yang menggabungkan berbagai mata pelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan dan kontekstual bagi peserta didik.

2. Peningkatan Keterampilan

Kurikulum ini memberikan porsi lebih besar pada pengembangan keterampilan, baik keterampilan praktis maupun keterampilan berpikir kritis, problem solving, dan kreativitas. Pembelajaran tidak hanya menekankan pada hafalan materi, tetapi lebih kepada pemahaman konsep dan penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pembelajaran Aktif dan Berpusat pada Siswa

Kurikulum 2013 menekankan pada metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan berbasis pada siswa. Peserta didik didorong untuk terlibat aktif dalam proses belajar, bukan sekadar menerima informasi dari guru.

4. Penilaian Otentik

Penilaian dalam Kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaian otentik, yang mencakup penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara keseluruhan. Penilaian ini dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada ujian akhir, tetapi juga melalui tugas, proyek, dan penilaian diri.

5. Karakter dan Pendidikan Nilai

Kurikulum 2013 juga menekankan pada pendidikan karakter, yaitu pengembangan nilai-nilai moral dan sikap positif seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan gotong royong. Di SD Ekayana Ehipassiko kami menggunakan landasan penanaman karakter melalui Nilai Inti Ekayana dan Kompetensi Asta.

6. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran

Kurikulum ini mengakui pentingnya teknologi dalam kehidupan modern dan mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran untuk mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21.

Secara keseluruhan, Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dan sikap yang baik dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Sedangkan Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2013 (K-13) dengan fokus utama pada fleksibilitas, pengembangan potensi siswa secara lebih mendalam, dan penguatan karakter. Kurikulum ini memberikan ruang yang lebih besar bagi guru dan sekolah untuk mengadaptasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan konteks lingkungan mereka, sehingga tercipta pembelajaran yang kreatif, interaktif, dan menyenangkan. Beberapa aspek utama yang menjadi fokus Kurikulum Merdeka antara lain:
1. Pembelajaran yang Lebih Fleksibel dan Mandiri

Kurikulum Merdeka menekankan pada kebebasan dan fleksibilitas dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan sekolah dan guru untuk menyesuaikan materi ajar dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa, di mana mereka diberi kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya.

  • Penerapan Modul dan Proyek: Kurikulum ini memungkinkan penggunaan modul-modul tematik yang lebih menyesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa, serta memberikan ruang bagi siswa untuk bekerja dalam proyek-proyek yang dapat mengembangkan keterampilan praktis dan berpikir kritis.
2. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila

Salah satu tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah membentuk Profil Pelajar Pancasila. Profil ini terdiri dari karakter-karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa Indonesia, seperti:

  • Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Berakhlak mulia
  • Mandiri
  • Gotong royong
  • Berpikir kritis
  • Kreatif

Profil ini menjadi landasan bagi seluruh proses pembelajaran, yang tidak hanya mengedepankan aspek kognitif, tetapi juga penguatan sikap dan karakter siswa.

3. Pembelajaran Berdiferensiasi

Salah satu prinsip penting dari Kurikulum Merdeka adalah diferensiasi dalam pembelajaran, yang berarti pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat individu siswa. Ini memungkinkan proses belajar yang lebih personal dan mendalam. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecepatan mereka masing-masing, sehingga dapat belajar dengan cara yang lebih efektif.

4. Asesmen yang Bersifat Formatif dan Autentik

Penilaian dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada asesmen formatif dan autentik, yang menilai perkembangan siswa sepanjang waktu, bukan hanya berdasarkan ujian akhir. Pembelajaran dan penilaian dilakukan secara holistik, mencakup aspek kognitif, keterampilan, serta sikap atau karakter siswa. Ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pencapaian siswa.

5. Kontekstual dan Relevan dengan Kehidupan

Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dirancang agar lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata. Materi pembelajaran yang diajarkan harus bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendukung keterampilan yang diperlukan di dunia kerja atau masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih berbasis proyek dan pemecahan masalah sangat ditekankan.

6. Penguatan Teknologi dan Literasi Digital

Kurikulum Merdeka juga memberi perhatian pada pentingnya literasi digital dan teknologi, agar siswa dapat memanfaatkan teknologi secara produktif. Teknologi digunakan tidak hanya sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah.

7. Keseimbangan antara Akademik dan Non-Akademik

Kurikulum Merdeka berusaha menciptakan keseimbangan antara pencapaian akademik dan pengembangan kemampuan non-akademik atau keterampilan hidup. Siswa didorong untuk tidak hanya unggul dalam pelajaran mata pelajaran, tetapi juga mengembangkan soft skills seperti kepemimpinan, kerja sama, dan kreativitas.

8. Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka, peran guru lebih difokuskan sebagai fasilitator yang memandu siswa dalam proses pembelajaran. Guru diberi kebebasan untuk memilih metode dan pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa, serta diberdayakan untuk merancang pengalaman belajar yang lebih inovatif dan menarik.

9. Penerapan Program Merdeka Belajar

Salah satu bagian dari Kurikulum Merdeka adalah program Merdeka Belajar, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih jalur belajar yang lebih sesuai dengan minat dan tujuan mereka. Salah satu contoh nyata dari program ini adalah Merdeka Eksplorasi, di mana siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler, proyek, atau pengalaman belajar lain yang mendukung minat mereka, sekaligus memberikan kesempatan untuk belajar secara lebih mendalam.

Dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pengembangan potensi siswa secara menyeluruh—baik kognitif, afektif, dan psikomotorik—melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis pada karakter, minat, dan kebutuhan siswa.
Selain itu kami juga menggunakan metode mindful sebagai pendekatan untuk menuntun peserta didik untuk hidup sadar penuh.

Kegiatan mindful yang kami terapkan dalam pembiasaan dan juga pembelajaran Mindfulness, yaitu:

Dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pengembangan potensi siswa secara menyeluruh—baik kognitif, afektif, dan psikomotorik—melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis pada karakter, minat, dan kebutuhan siswa.

Selain itu kami juga menggunakan metode mindful sebagai pendekatan untuk menuntun peserta didik untuk hidup sadar penuh.

Kegiatan mindful yang kami terapkan dalam pembiasaan dan juga pembelajaran Mindfulness, yaitu:

  • Mindful Eating
  • Mindful Walking
  • Mindful Listening
  • Mindful Sitting
  • Jurnaling
  • Total Relaxation

Pembiasaan Mindful yang terus menerus ditanamkan dengan penuh kesabaran dan konsistensi pada siswa, diharapkan membawa hasil yang baik dan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran


Melalui penerapan kedua Kurikulum tersebut yang dilengkapi dengan Pendidikan karakter dan metode Mindful untuk menuntun siswa dalam hidup berkesadaran, kami percaya dapat membentuk peserta didik yang berkarakter Ekayana dan berkompetensi Asta melalui pembiasaan hidup sadar penuh.