KURIKULUM
SMP Ekayana Ehipassiko School
Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum yang digunakan oleh SMP Ekayana Ehipassiko adalah Kurikulum Merdeka. Konsep Kurikulum Merdeka sebagai transformasi kebijakan Merdeka Belajar mengedepankan pendekatan yang berpusat pada minat, bakat, dan kemampuan peserta didik dalam pembelajarannya.
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Jumlah mata Pelajaran yang diampu oleh peserta didik adalah 48 JP per minggu (39 JP pembelajaran intrakurikuler, 7 JP projek Pancasila dan 2 JP pembelajaran ekstrakurikuler) dengan durasi 40 menit per mata pelajaran.
Salah satu keunggulan guna menunjang mata pelajaran Bahasa Inggris, kurikulum SMP Ekayana Ehipassiko menggunakan Kerangka Acuan Umum Eropa untuk Bahasa ( Common European Framework of Reference for Languages/CEFR ). CEFR mengatur kemahiran bahasa dalam enam tingkat, A1 hingga C2, yang dapat dikelompokkan kembali menjadi tiga tingkatan besar: Pengguna Dasar, Pengguna Independen, dan Pengguna Mahir, dan selanjutnya dapat dibagi lagi sesuai dengan kebutuhan konteks lokal.
Muatan lokal yang dikembangkan oleh SMP Ekayana Ehipassiko adalah Bahasa Mandarin, dan Mindfulness. Muatan lokal Bahasa Mandarin dikembangkan karena hal ini dikarenakan sejalan dengan salah satu tujuan SMP Ekayana Ehipassiko yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi berbahasa asing sesuai potensi peserta didik yang setara dengan HSK level 2 .
Salah satu misi sekolah yaitu menyelenggarakan pendidikan berpusat pada peserta didik melalui latihan dan praktik hidup sadar penuh ( mindfulness ) maka muatan lokal berikutnya adalah mata pelajaran Mindfulness. Muatan lokal Mindfulness ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dengan beban belajar 3 (tiga) jam pelajaran per minggu dimana 2 JP/minggu digunakan sebagai kegiatan intrakurikuler dan 1 JP/minggu digunakan untuk kegiatan Total Relaksasi.
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Jumlah mata Pelajaran yang diampu oleh peserta didik adalah 48 JP per minggu (39 JP pembelajaran intrakurikuler, 7 JP projek Pancasila dan 2 JP pembelajaran ekstrakurikuler) dengan durasi 40 menit per mata pelajaran.
Salah satu keunggulan guna menunjang mata pelajaran Bahasa Inggris, kurikulum SMP Ekayana Ehipassiko menggunakan Kerangka Acuan Umum Eropa untuk Bahasa ( Common European Framework of Reference for Languages/CEFR ). CEFR mengatur kemahiran bahasa dalam enam tingkat, A1 hingga C2, yang dapat dikelompokkan kembali menjadi tiga tingkatan besar: Pengguna Dasar, Pengguna Independen, dan Pengguna Mahir, dan selanjutnya dapat dibagi lagi sesuai dengan kebutuhan konteks lokal.
Muatan lokal yang dikembangkan oleh SMP Ekayana Ehipassiko adalah Bahasa Mandarin, dan Mindfulness. Muatan lokal Bahasa Mandarin dikembangkan karena hal ini dikarenakan sejalan dengan salah satu tujuan SMP Ekayana Ehipassiko yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi berbahasa asing sesuai potensi peserta didik yang setara dengan HSK level 2 .
Salah satu misi sekolah yaitu menyelenggarakan pendidikan berpusat pada peserta didik melalui latihan dan praktik hidup sadar penuh ( mindfulness ) maka muatan lokal berikutnya adalah mata pelajaran Mindfulness. Muatan lokal Mindfulness ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dengan beban belajar 3 (tiga) jam pelajaran per minggu dimana 2 JP/minggu digunakan sebagai kegiatan intrakurikuler dan 1 JP/minggu digunakan untuk kegiatan Total Relaksasi.